Jumat, 14 Desember 2018


TOKOH FILSAFAT


Ideologi Pendidikan
Radical
Plato
Descartes
Locke
Socrates
Arthur Schopenhauer
William James
Conservative
Edmund Burke
Joseph de  Maistre
Liberal
Jean Paul Sartre
Friedrich Nietzsche
Richard Price
Thomas Jefferson
John Rawls
Humanist
Berger Swiss
Faucoult  Perancis
Habermas Jerman
Socialist
Thomas Hobbes
Karl Popper
Comte de Saint-Simon
Auguste Comte
Karl Marx
Emile Durkheim
Progressive
Anaximander
Democracy
Thomas Jefferson
Adolt Hitler



Sifat Pendidikan
Obligation
Hugo Grotius
Preserving
Socrates
Aritstoteles
Exploiting
Heraclitus
Jean-Baptiste Lamarck
Transforming
Adolt Hitler
Desiderius Erasmus
Voltaire
Needs
Nicole Oresme
Democracy
Thomas Jefferson
Adolt Hitler



Sifat Matematika
Body of Knowledge
Afred North Whitehead
Science of truth
Socrates
Plato
Aristoteles
Moore
Russell
Ramsay
Tarski
Immanuel  Kant
Structure of truth
Descartes
Leibniz
August Comte
Socrates
Carneades
Process of Thinking
August Comte
Rene Descartes
Augustus de Morgan
Alan Turing
Social Activities
Thomas Hobbes
Karl Popper
Samuel Von Pufendorf
Jacques Rousseau
Vilfredo Pareto
Max Weber

Rabu, 24 Oktober 2018

FILSAFAT ILMU


Assalamu’alaikum Warohmatullahi  Wabarokatuh
Bismillahirohmanirohim

ALGORITME BERPIKIR PARA SAPIENS & BUKAN DEUS
(Oleh: Besse Rahmi Alimin S.Pd)

Makhluk hidup ciptaan Allah sebagian besar terpenjara pada  dimensi ruang dan waktu. Salah satunya yang hidup akan tetapi bersifat fana adalah sapiens di muka bumi  atau anti bumi. Kehidupan mereka berdasarkan delegasi keputusan alam pikirnya yang bertumpu pada keyakinan dan dilandasi paham dalam hati dan pikiran. Hal tersebut  sangat  erat kaitannya  dengan paham filsafat bahwa sebenar-benarnya berfilsafat adalah  pikiran, Filsafat itu semua bisa menjadi referensi bahkan apapun bisa menjadi awal ilmu filsafat. Akan tetapi belajar berfilsafat harus banyak membaca. Sebab dalam filsafat, diriku ya diriku, dan dirimu ya dirimu. Contohnya yang nyata dilukiskan dalam video ketoprak kekalang rembulan UNY di chanel youtube, nampaknya hanya sekedar dialog antara dia dan dia, dia dan mereka, atau mereka dan mereka, disertai tarian, musik dan lagu. Namun, menurut paham filsafat dalam vidio tersebut belum tentu  ada unsur politik, seni rupa, suara dan seterusnya. Paham tersebut saya dapatkan dari salah seorang dosen filsafat di Pasca Sarjana UNY sekaligus menjabat sebagai direktur Pasca periode sekarang, beliau dapat dilihat di dalam video ketoprak kekalang rembulan UNY yang berperan sebagai pangeran Hadi Mataram atau Raja Mataram Prof. Dr. Marsigit, M.A.
 Selaku dosen filsafat, Pak Marsigit tidak kehabisan ide dalam mensugesti para sapiens lainnya, tentunya sugesti yang berbau positif bagi yang paham. katanya di bawah filsafat itu ada psikologi wacana. Psikologi sendiri itu bisa bermacam-macam, bisa psikologi terapan, atau yang lainnya. Pada psikologi wacana kita bisa menggali potensi-potensi apa yang baik untuk diri kita dan baik untuk diri orang lain. Bisa berawal dari yang paling sederhana saja, misalnya nama. Kita bisa memaknai nama kita sendiri. Orang yang berpendidikan, orang yang mengerti masa depan, orang yang mengerti adat itu membuat nama pasti punya maksud, punya aturan, dan tidak sembarangan atau tidak asal. Tidak hanya sekedar mencari sesuatu yang fenomenal. Ada pula nama-nama yang sensasional, tapi itu menentang arus, menentang kebenaran, dan menentang nurani. Itu semua menyangkut tentang etik dan estetika. Tapi Pak Marsigit mengatakan bahwa beliau belum pernah mendengar ada yang memberi nama anaknya dengan nama Allah, meskipun segila-gilanya orang tersebut dan mungkin orang yang memberi nama anaknya dengan nama Tuhan berpikir bahwa saja Tuhan itu bisa selain Allah. Kalau mau memberi nama untuk membuat asal bingung ya bisa saja, contohnya namanya “Siapa”, “Apa”. Kalau ditanya kamu namanya siapa? Terus menjawab “Apa”. Kamu ditanya kok balik bertanya? Menurut Pak Marsigit ini bertujuan agar sang anak bisa menjadi orang yang bisa berargument. baik secara klasik maupun kontemporer. Nama itu adalah doa, jadi haruslah mengandung arti yang baik atau positif. Sebagian manusia itu sering merasa tergoda untuk menganggap dirinya mengerti dan itu berbahaya. Filsafat itu berbeda dengan matematika, jika dalam matematika yang tadinya tidak paham   berubah menjadi paham, tetapi sebaliknya, dalam filsafat yang tadinya paham justru menjadi tidak paham. Pak Marsigit menyampaikan bahwa sebenarnya tugas beliau adalah mengguncang-guncangkan pikiran para mahasiswa. Terjadi goncangan di dalam pikiran itu tidaklah begitu masalah, tapi janganlah terjadi goncangan di dalam hati. Sedikit saja ada goncangan di dalam hati itu datangnya dari syaiton/setan. Filsafat apabila ditingkatkan adalah spiritual. Semuanya itu adalah spiritual, padahal filsafat itu ya semuanya, termasuk filsafat spiritual. Filsafat spiritual itu adalah memikirkan perasaan. Spiritual itu adalah perasaan, hati, doa, kuasa Tuhan, tidak cukup hanya dengan pikiran. Tetapi kita perlu ilmu dan berpikir untuk mengisi spiritual. Prinsip-prinsip spiritualitas sebagian juga berlaku di dalam filsafat, misalnya dalam kehidupan sehari-hari bahwa mausia itu tidak boleh sombong.
Hari yang cerah untuk semangat belajar  yang tinggi terpupuk keharmonisan antara hati dan pikiran  terpacu pada keyakinan terhadap Kuasa Tuhan sebagai jawaban dalam berfilsafat. Analoginya dapat  dikaitkan menurut aposteriorisme, yakni;  batuk, lapar, mengantuk, dst. Hal tersebut merupakan kuasa Tuhan. Selanjutnya, dikonkritkan oleh beberapa mahasiswa yang mengikuti pembelajaran Filsafat Ilmu yang sedang digrogoti oleh virus Rhinovirus (pada umumnya). Kemudian Prof. Marsigit menanamkan good behaviorisme kepada para mahasiswanya, yakni menggunakan masker selama proses  pembelajaran. “Jaman dulu menggunakan masker justru merasa malu kalau ketahuan sedang sakit, padahal justru menjadi munafik karena menyebarkan virus, sesungguhnya sakit adalah suatu titik dimana derajat dinaikan oleh Allah SWT” kata Prof Marsigit dalam menyeruakan  anti tesis dari determine good behaviorisme .
Analogi lain yang diberikan oleh Prof Marsigit, bahwa “Ada budaya yang orang tidak paham tapi melakukannya padahal tidak cermat”. Seperti yang  terjadi pada  orang jawa di kampung-kampung yang sedang menghadiri  acara resepsi pernikahan atau yang  lainnya. Karena merasa gerah maka mereka memanfaatkan kipas yang biasanya  diselipkan di dalam  tas miliknya,  dan biasanya  didominasi  oleh para ibu-ibu. Jika diperhatikan betul secara psikologis dan realitasnya, artinya adalah “ambillah udara disekitar sini dari kamu untuk orang lain !” kata Prof. Marsigit. Sebenarnya hal tersebut adalah bad behavior karena tidak semua orang menyukainya. Selanjutnya, Aposteriori dari bad behavior adalah merokok. “Tidak semua orang menyukai asap rokok, ada yang tidak bisa merokok dan menggunakan rokok hanya untuk bergaya saja, banyak anak kecil terkena pengaruh rokok biasanya karena ingin mencari jati diri” ungkap Prof. Marsigit.
Terkait pencarian jati diri, katanya  pada suatu ketika spiritual Prof. Marsigit dalam tingkat yang tertinggi kemudian sholat berjamaah di masjid. Setelah sholat subuh melakukan sholat sunnah padahal tidak ada tuntunannya dalam Islam. Mencari jati diri sampai tuapun juga masih bisa terjadi. Analogi  lainnya terjadi kepada seseorang yang baru saja selesai menunaikan ibadah haji dan mendapati tetangganya dalam keadaan meninggal dunia. Lalu kemudian diberikan kepercayaan untuk memimpin sholat jenazah. Katanya dalam rangka  pencarian jati diri, akan tetapi keliru paham  dalam menjalankan mekanisme mengimani shalat jenazah.  Kesalahan tersebut dijadikan alasan untuk menyalahkan orang lain selaku pemberi amanah. Selanjutnya, kembali Prof. Marsigit menanggapi hal tersebut, bahwa “Hidup selalu mencari jati diri dan selalu belajar”. Adapun beberapa  pandangan tersebut merupakan pengantar pembelajaran padaa  hari  itu.
Dalam spiritual, yang ada dan yang mungkin ada di dalam hati. Permasalahan dalam filsafat hanya ada 2 macam, yaitu : bagaimana kamu bisa menjelaskan yang ada dalam pikiranmu, dan bagaimana kamu mengerti apa yang di luar pikiranmu. Sejak zaman Socrates dari 200 tahun yang lalu, terbukti tidak ada orang yang mampu melakukannya.Yang ada adalah semua orang atau sebagian orang mengaku merasa mengerti. Belajar berfilsafat adalah memposisikan diri dan mendudukan kembali kesadaran manusia yang sudah merasa mengerti sebetul-betulnya hanya sebagian. Persoalan hidup yang utama filosofis adalah dikarenakan manusia tidak paham keseluruhan, manusia hanya paham sebagian. Maka parsialitas hidup sebagian itu adalah tempat godaan setan terhadap manusia melalui sifat manusia yang tidak sempurna yaitu berbicara parsial, memikirkan parsial, dan mendengarkan parsial
Ketelitian pikiran seperti “apa sebab?”, sebab dari kata sebab yang berarti sebab. Sehingga apa yang ada di dunia ini adalah sebab. Sebab dari suatu sebab adalah sebab. Karena semua yang ada di dunia ini adalah sebab. Ada sebab primer dan sebab sekunder, sedangkan sebab yang utam dan pertama adalah Allah SWT. Ada sebab primer dan sebab sekunder. Ada sebab utama dan sebab yang pertama yaitu Allah SWT karena tidak ada sebab lagi yang mendahului-Nya. Setelah itu semua ciptaan adalah sebab. Bisa saja menjawab akibat atau sebab dan bisa saja menjawab ada. Ada apa? Ada sebab. Contoh apa itu akibat? Bisa saja dikatakan ada. Agar lebih bermakna (karena filsafat naik turun atau sesuai dengan tujuan mengenalkan adanya kata-kata akibat, sebab dan sebagainya), jawabannya bisa pengada.
Bagaimana mengapa? Bagaimana adalah proses. Proses dalam filsafat yang substantif, ontologis, , dan hakiki semua proses adalah mengada. Mengada dari ada menjadi pengada. Semua yang adalah pengada. Semua yang ada adalah mengada. Semua yang ada adalah ada.
Mengapa berulang-ulang? Ini karena aturan. Aturan hirarkisnya adalah ada, mengada, kemudian baru pengada. Pengada itu hasil. Semuanya bisa dibolak-balik karena ingin membuat bingung pikiran untuk pembelajaran. Jika sudah pasti justru sulit belajar filsafat, maka belajar. Belajar filsafat adalah membongkar sesuatu yang sudah jelas di dalam pikiran manusia. Kebanyakan pikiran manusia terperangkap di dalam mitos. Mitos merupakan lawan dari logos. Logos itu berpikir atau berfilsafat. Sehingga mitos dapat disimpulkan tidak berpikir. Maka sebenar-benarnya hidup adalah mitos dan logos.
Anak kecil belajar menggunakan mitos dimana mengerjakan sesuatu dimana kita tidak mengerti. Seperti kita menyuapi anak kecil, bermain dengan anak kecil dan sebagainya. Anak kecil tidak paham dengan apa yang kita lakukan.
Naik ketingkat spiritual, mitos bukanlah mitos tetapi keyakinan yang harus diterima dalam yakin kita. Salah ruang dan salah waktu atau mempelajari filsafat sepenggal-sepenggal bisa berbahaya karena bisa berbeda makna. Filsafat tidak bisa dipadatkan dan dipercepat.
Jika anak kecil memakai logos, maka tidak adakan bisa terlaksana. Contohnya saat kita akan memberi makan anak kecil, kita mengharuskan anak kecil untuk tahu apa itu makan terlebih dahulu. Hal tersebut tentu tidak bisa dilakukan kepada anak kecil karena bisa kelaparan.
Dari yang problem solver justru bisa menjadi problem maker bila balajar filsafat secara tidak utuh. Hidup juga ada pilihan antara problem solver atau problem maker. Harus terus berikhtiar karena tidak ada barang yang ada di dunia selalu terwujud.
Jika menunjuk hati, maka maksudnya banyak. Hati bisa cintaku, bisa imanku, bisa perasaanku, bisa akhiratku, bisa akidahku, bisa kuasa Tuhan melalui hati. Jika hati akhirat maka selain hati adalah pikiran. Pikiran adalah dunia.  Bagaimana bisa membangun dunia dan akhirat? Berfilsafat itu menggunaan solusi. Berfilsafat itu berpikir menggunakan bahasa logos. Seperti semut membangun dunia menggunakan lumpur untuk membuat rumah, ikan menggunakan air untuk membangun dunia, tukang menggunakan bata untuk membangun dunia, dan hati kita membangun dunia dan akhirat menggunakan hati. Filsafat menggunakan pikiran dan bahasa. Caranya adalah cukup dengan A dan bukan A. A itu bisa semuanya seperti pulpen dan air. Bukan A itu seperti bukan pulpen dan bukan air. Dunia dan akhirat adalah air dan bukan air. Bukan air bisa saja neraka, bisa saja Tuhan, bisa saja ayat suci. Tertangkap semua disana dan tidak ada yang tersisa.
Setiap ada dan yang bukan ada sudah bisa membangun dunia. Seorang filsafat harus bisa berpikir dengan mudah untuk membangun dunia tanpa berdarah-darah (berjuang). Dalam berfilsafat itu adalah berpikir. Orang-orang yang sedang tidak berpikir adalah mayat-mayat yang berjalan. Seperti mahasiswa yang belum lulus Toefl tapi ingin lulus yudisium sehingga seperti mayat hidup. Jika ditingkatkan dalam spiritual, maka bisa dicontohkan sebagai orang-orang yang menaiki motor. Orang-orang tersebut adalah mayat hidup karena sedang berkendara dalam keadaan tidak berdoa. Orang-orang yang sedang melakukan ibadah haji di Makah juga merupakan mayat karena lupa dan bersendau gurau dalam melaksanakannya.
Matinya spiritualitas adalah tidak berdoa. Matinya seorang ibu adalah tidak merawat bayinya. Matinya sebuah motor adalah saat dihidupkan tidak dapat menyala. Manusia sebenarnya terancam kematian mulai dari fisik sampai hati. Berfilsafat harus cerdas. Orang cerdas banyak yang tidak disukai orang terutama penguasa. Karena jika penguasa korupsi maka bisa ketahuan.  Definisi hidup dan mati adalah pikiran manusia. Jika ingin absolutely maka lari ke kitab suci. Contoh di Al-Qur’an, apa yang tertulis disana terkait hidup dan mati.
Hidup yang bahagia menurut versi filsafat yaitu kerjakan apa yang kamu pikirkan, pikirkan apa yang kamu kerjakan, doakan apa yang kamu kerjakan, doakan apa yang kamu pikirkan, dan doakan apa yang kamu doakan. Doa juga kamudoakan.
Menurut sokrates, filsafat adalah jawab anak-anak. Mahasiswa kok anak-anak. Tengok yang lain-lainnya bagaimana perbandingan perbedaan pembelajaran. Menurut saya, filsafat adalah diriku sendiri. Engkau yang sedang menjelaskan itulah engkau sedang berfilsafat. Mengapa mesti engkau sedang menjelaskan engkau terkoneksi pak marsigit. Silahkan ngomong sendiri, aku memfasilitasi supaya kamu bisa berfilsafat. Maha Determin itu Allah SWT. Determin dalam ilmu sosial itu otoriter, orang yang otoriter itu keliatan dari raut wajahnya, ya jelas orang wajahnya merengut. Maka, determin itu ada berjenjang, maka godaan yang paling besar pada pejabat adalah determin. Di dalam jawa, pewayangan, pasti seorang raja pun begitu mana ada melihat rajanya menengadahkan wajah lansung melihat rajanya, itu namanya determin yg salah.
Di dalam pikiran, terdapat banyak logika sampai tak terhingga. Logika merupakan konsepkonsep yang terhubung dalam diri kita yang mempunyai bayangan. Bayangan tersebut dapat berasal dari mana pun. Salah satunya dari trans, trans adalah sesuatu yang tidak kita ketahui, tetapi berpengaruh terhadap diri kita. Banyak hal yang menjadi contoh trans, semisal kejadian ekonomi global, kita tidak mengetahui apa yang terjadi sebenarnya tetapi kita terkena dampaknya. Pikiran akan terus bekerja seiring berjalannya waktu. Ketika usia sudah lanjut, maka pikiran akan teringat masa lampau tentang kejadian atau rutinitas yang dialaminya. Disinilah bukti bahwa logika masih berjalan. Terkadang ada bayang-bayang yang muncul tetapi sebenarnya itu tidak nyata atau terkadang salah mengimajinasikan bayangan. Hal tersebut disebabkan oleh logika yang masih berjalan yang berkaitan dengan memori.
Manusia yang sebenar-benarnya hidup adalah sesuai ruang dan waktu. Begitu juga dengan rasa yang ada dan mungkin ada. Pikiran tidak akan mampu menjelaskan semua rasa. Sehebathebat kalimatku/ perkataan tidak bisa mengejar pikiran. Sehebat hebat tulisan tidak bisa mengejar ucapan. Sehebat hebat tindakan tidak melaksanakan semua tulisan. Kita tidak bisa mengejar segalanya dengan penuh, apalagi spiritual. Jangan mencoba untuk bermain pikiran dalam hal spiritual. Tuhan merupakan sebab pertama dan utama. Kita harus berada pada jalur yang benar agar terhindar dari ancaman kematian. Yang dimaksud ancaman kematian adalah kemunafikan atas tidak mengakui keTuhanan.
Sabar itu sesuai ruang dan waktunya. Menyesuaikan terhadap ruang dan waktu. Itu sabar. Jadi menyesuaikan antara penglihatan, pemikiran, pendengaran, dan tindakan terhadap ruang dan waktunya yang sesuai. Kemudian juga sifat menerima, toleran. Nah, kita itu punya dua arah, arah keluar dan arah kedalam. Sifat toleran itu adalah mengurangi suatu sifat determinis terhadap suatu sifat kepada sifat yang lain. jadi deterministic, diterministik yaitu menyadari diri sendiri bahwa tidak semata-mata dikarenakan diriku tetapi diriku itu hanya sebagian dari sifat-sifat yang ada. Bahwa masa depan saya itu tidak semata-mata karena diriku tetapi karena diri orang lain dan juga paling penting karena kuasa Tuhan. Jadi kalau sudah dikurangi, diturunkan egonya karena ego itu potensi menjadi seorang determinis. Determinis itu jangan dikira sepele ya. Sepele, tidak sepele itu tergantung kita paham atau tidak. Dari yang kita tidak menyadari sampai kita menyadari. Determinis itu menentukan orang lain.
Pelecehan agama itu terjadi jika tidak menerapkan dalil-dalil sesuai dengan ruang dan watunya, maka apalah daya pikiran kita dalam memikirkan agama, hal tersebut hanya bisa kita rasakan ketika kita berdoa. Kemudian ambisus, ambisisus itu merupakan cita-cita yang diniati dengan ego dan sifat determine yang besar, semua itu harus dibarengi dengan motif, doa, dan komunikasi. Jika hanya ambisi saja dikhawatirkan akan terjebak dalam tempat yang sempit dan parsial yang seakan-akan hal tersebut sudah menjadi kebenaran yang universal, namun sebetulnya tidak. Misalnya ambisius salah satunya dapat menimbulkan keadaan perfectionist, perfect itu yang mengidam-idamkan atau menginginkan segala sesuatu itu sempurna. Padahal sebenar-benarnya manusia yang sempurna itu adalah yang sadar akan ketidaksempurnaan. Maka yang dikatakan perfect itu adalah sempurna dalam kesempurnaan, sempurna dalam ketidaksempurnaan dan tidak sempurna dalam kesempurnaan. Tetapi jika kita parsial perfect itu sempurna sesuai dengan yang dipikirkan dan dirasakan, namun hal tersebut mengakibatkan ketidaksesuaian dengan orang lain. Maka dari itu ambisi harus diimbangi dengan ikhtiar dan doa. Jadi dalam menghadapi persoalan, solusinya bisa cepat atau lambat, bahkan bisa bertahun-tahun. Sabar, berdoa dan ikhtiar yang perlu kita lakukan dalam menentukan sebuah solusi.





Kamis, 29 Desember 2016

Renungan Kalbu

"HAKIKAT CINTA"
karya:Besse Rahmi Alimin



Dalam dekapan rindu,
Mengalir linangan kasih 
Terpaut panah asmara oleh sang pujangga
Dalam hal mengarungi hidup

   Sembari menutup mata,
   Terlintas sederetan huruf menyerupai kata
   Bergelantungan di alam bawah sadarnya,

Kerap kali termangu
Memaknai kata yang sedemikian
Terpatri dalam benaknya itu,

  Degub jantung menggelegar ke seluruh penjuru ruang
  Kepingan sel darah merah beku lalu tepercik
  Persendian kaku tak tergerakkan

Sejenak lalu memantapkan nalar begitupun naluri
Diikuti hembusan nafas penuh keyakinan
Seraya melafaskan "ALLAHU AKBAR"

 Beberapa bulir air mengenai kedua tangannya
 yang tengah menengadah sedari tadi,
 Hingga basah mukena putih miliknya

Begitu sejuk hati menyikapi
Bak mentari berpadu embun di pagi hari
Serasa syurga menanti dipenghujung pandangannya.

  Kini raga menolak untuk meranjak pergi,
  Begitupun jiwa memilih diam menikmati
  Namun, takut hadirnya ghuluw meracuni manisnya iman
   
Akhirnya, memilih untuk berhenti sejenak, lalu dilanjutkannya nanti
Senyum bertengger di pipi tanda ia telah menemukannya
Katanya itulah hakikat cinta.























   












TOKOH FILSAFAT Ideologi Pendidikan Radical Plato Descartes Locke Socrates Arthur Schopenhauer William James ...